Sabtu, 09 November 2024

Refleksi Hari Pahlawan Bagi Para Pejuang Jalanan.

Refleksi Hari Pahlawan Bagi Para Pejuang Jalanan.

Delanggu, Klaten Jawa Tengah, Indonesia, 10 November 2024 adalah peringatan Hari Pahlawan Nasional Indonesia, pada hari tersebut seluruh rakyat dari semua kalangan memberikan penghormatan dengan mengibarkan bendera merah putih satu tiang penuh, dan biasanya diadakan doa sejenak sekitar 60 detik guna memperingati dan menghargai jasa para pahlawan dalam perjuangan kemerdekaan dahulu.

Meskipun hari Minggu namun pasti akan tetap di adakan upacara bendera guna mengenang jasa para pahlawan dalam kemerdekaan Bangsa Indonesia yang diperingati tiap tahun sekali, baik di Istana negara, Kantor Gubernuran, Kabupaten, kecamatan, Kelurahan maupun Instansi Pemerintahan, dan di beberapa Instansi Swata juga umum, beragam Tokoh Nasional seperti Shodanco Soeprijadi Pemimpin Pemberontakan PETA di Blitar, Pangeran Diponegoro, Bung Karno dan beberapa tokoh Nasional lainnya bahkan mungkin dibuatkan acara khusus guna mengenang kepahlawanannya pada saat era kemerdekaan.

Hal tersebut menjadi sebuah kewajaran didalam sebuah bangsa yang besar seperti Indonesia, karena sejatinya bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya, namun pernahkah terpikir meski dalam sebersit bayangan bahwasanya " Pahlawan " bukan hanya dalam hal bela negara, banyak sekali terdapat pahlawan pahlawan dalam kehidupan sosial bermasyarakat dan bernegara, namun rata rata, yang di peringati oleh seluruh bangsa Indonesia adalah lebih terkhusus pada Pahlawan Nasional Kemerdekaan Indonesia.

Tidak ada yang salah sebenarnya dengan peringatan tersebut, namun dalam satu sisi, bilamana essensi sebuah nilai kepahlawanan dinilai dari sebuah perjuangan, maka akan banyak sekali muncul tokoh maupun pahlawan pahlawan lainnya dalam berbagai bidang, sama sama memperjuangkan hak dan kewajiban sebagai sebuah warga negara guna berbakti dan berbuat baik untuk negrinya.

Pada konteks ini, sebagai seorang awam dalam memaknai perjuangan dan kepahlawanan, saya mencoba menyoroti dengan kacamata lain, yakni guna lebih fokus pada pahlawan masa kini, di tataran akar rumput terlepas dari hingar bingar dan efforia hari pahlawan, kita tetap hormat salut, menghargai dan menghormati jasa jasanya, disini saya hanya coba mengulik beberapa pahlawan masa kini, yang jasanya seakan terlupakan, dan terus dieksploitasi oleh sebuah sistem yang memaksanya berjuang guna menghidupi keluarga dan anak anaknya.

Ya pahlawan tersebut adalah ojek online, pahlawan jalanan yang hadir guna membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kesehariannya, mereka adalah insan insan yang tak punya pilihan dan terpaksa harus mengikuti  aturan sistem kerja Kemitraan yang dilematis, karena tidak disusun berdasar UU ketenagakerjaan yang ada, dalam beberapa hal banyak hak hak mereka yang dieksploitasi dan di kebiri oleh para aplikator penyedia layanan online baik ride healing, delivery barang, maupun pengantaran makanan online.

Semenjak kehadirannya sekitar tahun 2010 di Indonesia khususnya di kota kota besar seperti Jawa, Bali dan Sumatra mungkin tahun tahun 2015 menjadi tahun tahun awal keemasan bagi keberadaan ojek online ini, tak terhitung sudah berapa banyak aplikator yang bermunculan bak jamur di musim hujan, namun hingga kini yang berhasil bisa bertahan mungkin hanya beberapa dan bisa di hitung dengan jari, itupun karena modal dan pembiayaan yang besar dari para investornya.

Namun alih alih menjadi sejahtera, profesi ini seolah menjadi kutukan bagi sebagian driver yang terpaksa menekuni dunia ini, penghasilan yang tak pasti dan sulitnya mencari lahan pekerjaan yang layak, menjadi alasan klasik bagi para drivernya, ditambah jam kerja yang fleksibel, serta hasil yang menggiurkan pada saat saat awal kemunculannya, seolah menjadi magnet tersendiri bagi para pelamar kerjanya, selepas SMA, para lulusan bukanya mencari pekerjaan yang layak, namun justru tergiur dan mengikhlaskan diri buat bergabung menjadi Mitra driver online, dimana peraturan ketenagakerjaannya hanya sebatas perjanjian kemitraan.

Begitulah kehadiran ojek online sempat membius sebagian besar masyarakat kala itu, namun makin kesini, persaingan seolah semakin meruncing, efek domino dari beragam persoalan mulai mencuat ke permukaan, satu persatu komunitas driver maupun asosiasi pengemudi online mulai merasakan kejanggalan pada sistem kerjanya dimana makin kesini makin di monopoli oleh aplikator, bonus dipersulit, pendaftaran mitra baru dipermudah, tarif layanan di permainkan, seenak jidat aplikator, dan beragam persoalan persoalan lain yang seolah terus membuncah lewat aksi aksi driver online yang merasa tidak puas dengan regulasi dan tarif yang ada, sebab dalam hal ini negara memang seolah bertepuk sebelah tangan dan menyerahkan segala sesuatunya pada pihak aplikator, padahal notabene semestinya negara harus hadir dalam menangani setiap persoalan warganya.

Bebrapa contoh seperti yang beberapa saat lalu di gaungkan oleh komunitas komunitas gabungan ojol all aplikasi Garda Surakarta misalnya, ( 11/09/2023 ) terkait
Peraturan perundang undangan terbaru tentang regulasi ojol, mereka menggeruduk DPRD dan Balaikota Surakarta dan melakukan Mediasi terkait peraturan perundangan

Nomor Kp. 667 Th 2022 

PEDOMAN PERHITUNGAN JASA PENGGUNAAN SEPEDA MOTOR YANG DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN MASYARAKAT DAN DILAKUKAN DENGAN APLIKASI

Keputusan Mentri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 667 Tahun 2022 mengenai Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang di gunakan untuk kepentingan masyarakat yang dilakukan dengan aplikasi. 

Telah di lakukan penyesuaian menjadi KP 1001 Tahun 2022 Tertanggal 22 November 2022 yang diantaranya berisi tentang ketentuan perusahaan aplikasi menerapkan biaya tidak langsung berupa biaya sewa penggunaan aplikasi paling tinggi 15% 

Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah Termasuk Dalam Zona 1, Dimana seharusnya driver mendapatkan biaya jasa batas bawah sebesar Rp 8.000 s/d 10.000 namun karena belum adanya Peraturan Gubernur yang mengatur biaya jasa batas bawah, biaya jasa batas atas dan biaya jasa minimal, telah membuat celah bagi aplikator untuk menerapkan potongan melebihi 15% dan biaya jasa batas bawah dibawah Rp 8000,- kemudian bahwasanya masih ada butir diktum keempat yang dirasa janggal dan perlu di revisi, dengan penekanan pada di lakukannya revisi kembali keputusan mentri perhubungan Kp 667 Tahun 2022 tersebut karena pada diktum ke 4 disebutkan kata "Penumpang" agar di ganti dengan "Pengguna" karena aplikasi online tidak hanya transportasi, agar lebih luas cakupannya, atupun di tambahkan kata kata " Buat Semua Aplikator " tetap saja aplikator berkelit dengan mengacu pada peraturan terkait pengiriman paket, pada Permenkominfo No 1 Th 2012, dimana disana juga ambigu persoalan regulasi tarifnya, ditambah lagi belum adanya peraturan gubernur dan lainnya yang belum ada, maka mereka terus berkelit, meskipun dari komisi 3 DPRD Surakarta YF Sukasno juga berjanji akan meneruskan persoalan tersebut pada pihak terkait.



Kemudian Shopeee Food Solo Raya Bergerak, ( 23/09/2024 ) Meskipun berhasil menemui Walikota Solo saat Itu Gibran Rakabuming Raka, namun tetap saja dilupakan hasil dari mediasi tersebut, terlebih kini sudah tidak lagi menjabat sebagai Walikota, dan beralih menjadi Wakil Presiden RI.



Sementara demo terakhir kemarin di Jogyakarta oleh FOYB ( Forum Ojol Yogyakarta Bergerak ) pada ( 29/8/024 )  yang menggaungkan terkait tarif dan regulasi jasa pengantaran makanan dan delivery barang, meskipun telah menggeruduk Balaikota Jogyakarta, dan melakukan mediasi dan memberikan catatan terkait tarif ojol yang sudah dua tahun tidak naik. padahal BBM sudah naik dua kali. kemudian soal regulasi pengantaran makanan dan barang yang belum diatur, tetap saja tidak bisa bertemu dengan Walikota, dan hanya ditemui oleh Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Tri Saktiyana, yang berjanji akan meneruskan surat pernyataan tersebut ke kementrian terkait.



Belajar dari kasus demo demo tersebut yang tetap saja selalu mental, karena aplikator selalu berdalih mereka bukan perusahaan transportasi, melainkan perusahaan tekhnologi penyedia jasa online, bukankah ini dilematis sekali, namun
apa hendak dikata, dari pemerintahan pemerintahan terdahulu hanya janji janji semata yang digaungkan pemerintah, bahkan terbitnya peraturan dan regulasi yang terkait pun tetap ditabrak oleh para aplikator, demi keuntungan dan cuan dari bisnis online e commerce ini.

Entah sudah kesekian kalinya rekan rekan demo, bahkan hingga sampai ke istana negara dan Dewan Perwakilan Rakyat pusat, namun hingga kini, seolah persoalan tersebut hanya sebatas persoalan musiman, faktanya pemerintah tidak bisa tegas dalam penanganan persoalan di dunia ojek online ini, setiap kali demo selalu dimentahkan dengan narasi intimidasi putus kemitraan, dan melanggar tatibjek perusahaan perusahaan aplikator, lihat saja fakta fakta dilapangan demo ojol dimanapaun selalu berujung dengan ketidak pastian keputusan, padahal sudah jelas di terangkan di DPR bahwa ada tindak eksploitasi dan monopoli diranah ini.

Pun begitu seiring dengan pergantian tampuk kekuasaan hari ini apakah kemudian persolan tersebut juga ikut menjadi prioritas dalam hal penyelesaian, saya pikir mungkin negara lebih memprioritaskan dalam beberapa kepentingan negara yang lebih urgent lainnya, daripada sebatas mengurus ojek online, padahal tak bisa dipungkiri jumlah ojek online sendiri mencapai puluhan ribu orang dinegeri ini, yang menggantungkan nasib dan hidupnya pada profesi ojek online.

Miris sebenarnya jika berbicara terkait persoalan satu ini, karena sudah jelas jelas ada yang tidak beres, namun pemerintah tetap menomorsekiankan persoalan ini, kita ingat disaat Covid 19 merebak kemarin, betapa berkat jasa ojek online yang terus bekerja tanpa memperdulikan nyawanya sendiri dalam melayani kebutuhan masyarakat begitu luar biasa, namun kalaupun ada imbal balik dalam hal tersebut, mungkin hanya sebatas pengakuan, dan terbatas bingkisan sembako serta uang tunai ratusan ribu selesai, tak ada yang benar benar memperhatikan kepentingan mereka secara lebih mendalam, padahal pelayanannya dalam masyarakat, seakan membutuhkan taruhan nyawa sedemikian rupa hanya cukup dibarter dengan upah yang terus menerus di monopoli oleh aplikator, perusahaan mana yang tidak ingin untung dari usahanya.

Pada konteks ini mungkin kita akan sedikit mengernyitkan dahi, bagaimana ketika melihat perjuangan mereka yang meski tidak diapresiasi namun tetap bersemangat dalam menjalankan roda kehidupan demi pemenuhan kebutuhan keluarganya, terlepas dari Covid 19, hingga sampai saat ini sudah berapa ratus driver tumbang di jalanan karena insiden kecelakaan, maupun karena kelelahan dan kecapekan, perusahaan dalam hal ini ( tidak semua aplikator ) memperhatikan ujung tombak nasib drivernya, melalui beberapa benefit sebagai feedback misalnya, kebanyakan pada memilih lepas tanggung jawab setiap kali ada insiden, baik pertarungan driver online dengan ojek konvensional, maupun dengan driver pariwisata di beberapa titik tempat, pun dengan akamsi preman penguasa lokal di beberapa tempat strategis, seringkali berujung pada pertikaian demi sesuap nasi, belum lagi ketika terjadi kecelakaan dijalan, perusahaan seolah melepaskan tanggung jawab pada mitranya tersebut  melalui pihak ketiga dalam hal ini perusahaan asuransi, driver yang tercover ya driver yang mengikuti asuransi, kalaupun tidak mengikuti asuransi maka berharap harap cemas saja, bahwa jangan sampai sakit, karena orang miskin dilarang sakit, sebab biaya pengobatan dan rumah sakit yang begitu mahalnya.

Seperti kita ketahui sendiri dilapangan mau hujan badai mau panas terik ojek online tetap bekerja, karena bagi mereka tanpa bergerak tak ada penghasilan yang bisa dipakai buat menafkahi keluarga, begitulah betapa berat perjuangan seorang driver di era kemerdekaan saat ini, mungkin bagi beberapa orang di negri kita ini sudah benar benar merdeka, karena kesejahteraannya yang terjamin, namun tidak bagi sebagian mereka.


Dihari Pahlawan Nasional ini, saya berharap semoga rekan rekan driver ojek online dari aplikator apapun dimanapun juga bisa ikut mendapat apresiasi, meski mereka tidak berjuang angkat senjata, melawan penjajah, namun kehadiranya telah memberikan warna tersendiri bagi pendapatan pajak negara, dan masyarakat yang terbantu oleh jasa jasanya dalam keseharian, kemudian sebagai penulis saya juga berharap bahwa pemerintah bisa ikut memperhatikan ojek online ini, karena bagaimanapun mereka hidup dan berada ditengah tengah kita semua sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, semoga disegerakan aturan dan regulasi yang mengatur terkait kebutuhan dan kepentingan mereka, agar kesejahteraan dan kepentingannya juga terakomodir, dan diselamatkan dari proses eksploitasi dan monopoli yang berkelanjutan.

Akhir kata pada refleksi hari pahlawan ini disamping terima kasih dan rasa syukur, serta bangga yang mendalam pada para Pahlawan Nasional Kemerdekaan Indonesia, saya juga mengapresiasi langkah langkah cerdas kawan kawan yang tak pernah lelah memperjuangkan hidup dan kehidupannya, satukan barisan dan terus suarakan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia, kalian luar biasa, selamat hari pahlawan dan lanjutkan perjuangan demi kehidupan yang lebih baik keluarga tercinta dirumah.

Bli Pitut Saputra 
( Koordinator Umum DFR )

Jumat, 08 November 2024

Pentingnya Edukasi Penaganan Laka Pada Sebuah Komunitas Ojol

Pentingnya Edukasi Penaganan Laka Pada Sebuah Komunitas Ojol 
( evaluasi perjuangan para pahlawan jalanan )


Sabtu malam minggu, saya Pitut Saputra Koordinator Umum DFR ( Delanggu Free Rider, komunitas Ojol Gabungan, mengalami kecelakaan dengan sepeda motor ( 02/11/2024 ) pukul 20.00 Wib, di Jl. Stasiun Delanggu timur Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul, atau tepatnya depan Toko Kelontong Madura, seingat saya saat itu bersenggolan dengan motor yang dikendarai oleh dua orang, saya jatuh terpelanting, namun mereka selamat dan tidak terluka, kemungkinan hanya motornya yang kena srempet rusak bagian depannya, begitupun motor saya Honda Beat AD 3639 RV

Saya adalah seorang Ojol sekaligus seorang wartawan MetroPagi News Akun Resmi saya adalah seorang Driver Shopee Food Pengantar Makanan & Ojol Maxim Area Solo Raya, meski terkadang juga memakai Akun Gojek.

Kronologi kejadian, saya On Beat pada sore hari dan mampir sebentar membeli rokok di kedai rokok timur Gereja, setelah mengisi bensin dari Pombensin Karang, rencananya saya akan melanjutkan perjalanan untuk mencari orderan pengantaran makanan, sekaligus juga mencari informasi yang bisa di dapat dan jadikan berita, karena memang ada tugas liputan di beberapa titik di sekitar di Desa Delanggu, disamping itu saya juga akan menyambangi rekan guna untuk menghadiri Takziah adik rekan saya sekolah dahulu, di Tlobong, sebab sore tadi dapat kabar dari WA Group bahwa teman saya tersebut sendirian di rumah, sementara ibunya di Jakarta, dia tinggal di Desa Tlobong Delanggu.

Kejadian kecelakaan terjadi setelah saya selesai membeli rokok di kios Madura dekat Gereja Jl Raya Stasiun Delanggu, naas karena memang baru sial ketika saya hendak menyebrang mendadak ada motor dari arah berlawanan, dan kemungkinan karena sama sama kaget, saya terpelanting oleng dan tidak bisa mengendalikan laju motor, saya terjatuh serta sempat blenk beberapa saat, mungkin karena benturan keras dengan aspal.

Seingat saya kejadian ini terjadi karena menghindari motor yang melaju kencang dari lawan arah, saya jatuh tersungkur dengan posisi bahu kanan menopang badan di aspal, sebelum kemudian ditolong dengan sembarangan oleh masyarakat, namun bagaimanapun kita tidak menyalahkan masyarakat, dan justru saya berterima kasih sudah menolong saya, saat itu, meskipun pada akhirnya makin membuat parah patah tulang yang saya alami di bahu kanan, karena ketidak tahuan dalam menangani insiden laka pertama kali.

Hal tersebut menyebabkan saya tidak bisa menggerakkan bahu kanan, kala itu saya ditolong oleh orang yang langsung membawa saya ke pinggir jalan, namun tidak memperhatikan rintih kesakitan dibahu kanan saya, setelah bisa di dudukkan dipinggir trotoar, saya tidak bisa menggerakkan tangan dan bahu saya, kemudian saya bergegas menelpon anggota DFR Marjoko, Duffa dan Uul, yang tidak berselang lama meluncur kelokasi kejadian.

Sementara dari pihak lawan seingat saya, hanya berhenti sebentar menanyakan kondisi, kemudian pergi melanjutkan perjalanan.

Peristiwa kejadian ini kemudian di tangani oleh Marjoko dan Duffa yang kemudian membawa saya ke RS Karima, Namun sesampainya disana pasca di rontgen dikabarkan bahwa tulang bahu saya ada yang patah, sementara untuk bisa di operasi harus menunggu hari senin, menunggu 2 hari.

Setelahnya dari RS Karima saya dibawa pulang dahulu, dengan diberi obat pereda rasa nyeri dan dirawat sementara dirumah daripada menunggu 2 hari, keesokan harinya, Marjoko dan Pak Gatot membawa saya ke Polresta Klaten, untuk meminta surat agar bisa dirujuk ke Rumah Sakit PKU Delanggu, 

Setelah melaporkan kejadian laka yang saya alami di Polresta Klaten, agak rumit karena motor tidak di tahan dan musuhnya juga tidak jelas, kemudian setelah dialog panjang untuk mengurus klaim asuransi Jasa Raharja saya juga di beri surat guna dirujuk ke Rs PKU Muhammadiyah Delanggu agar segera mendapatkan penanganan medis.

Penanganan yang di lakukan pihak Rs PKU Muhammadiyah Delanggu tersebut terbilang lumayan cepat karena saya baru masuk sore hari ( 3/11/2024 ) Sekitar pukul 14.00 Wib, pasca mendapat surat dari Polresta Klaten, kemudian dalam beberapa saat sudah di rontgen di IGD PKU Delanggu dan dinyatakan mengalami patah tulang bahu kanan serta harus segera dilakukan tindakan operasi sesegera mungkin.

Malamnya sudah langsung dilakukan operasi bedah tulang dan pemasangan pen, penanganan ini langsung di tangani oleh Dr.Ariyanto Bawono,Sp.OT selaku Dokter Orthopedi, dan beberapa staff nya.

Pukul 22.00 Wib operasi sudah selesai berjalan lancar, dan disarankan buat opname, menjalani perwatan di RS PKU dua hari sembari menunggu instruksi selanjutnya dari dokter bedah dan dokter spesialis tulang yang menangani.

Selasa sore ( 5/11/2024 ) saya sudah boleh pulang dan boleh menjalani perawatan di rumah, disarankan beristirahat sejenak dan pada Jumat nanti ( 12/11/2024 ) melakukan Kontrol di RS PKU Muhamadiyah guna mengecek kondisi luka dan bekas operasi, serta perkembangan pemasangan pen.

Pasca operasi lalu menyinggung masalah biaya, di ketahui jika operasi perlu dana sekitar kurang lebih 15 Juta dan perawatan 2 hari & obat 2 Juta, jadi total sekitar 17 Juta

Saya sempat lemas mengetahui jumlah nominal tersebut, namun karena beberapa bulan yang lalu saya sempat mengikuti Asuransi BPJSTK secara mandiri, maka kemudian biaya pengobatan, operasi dan perawatan tersebut, ditanggung oleh pihak BPJSTK Klaten, dari pihak saya hanya membayar sebesar Rp 11.000 Rupiah, sebelumnya memang sempat bersitegang karena saya sendiri tidak tahu menahu terkait prosedur klaim BPJSTK ( Ketenagakerjaan ) 

Tidak di pungkiri saya memang sempet panik dengan biaya yang besar tersebut, Bahkan rekan rekan Ojol Delanggu sempat membuat open donasi guna berjaga jaga Ikut mengcover pendanaan tersebut, namun pada akhirnya disaat kita hendak membayar administrasi di ruang IGD ternyata sudah ada keterangan bahwa semua biaya di cover BPJSTK Klaten, lega bercampur haru rasanya saat itu.

Sebenarnya ada asuransi dari pihak Shopee sendiri yang sudah mengarahkan penggunaannya jika ingin di gunakan korban laka, namun prosedur dan prosesnya saya sendiri tidak tahu, dariboihak management hanya bisa di konfirmasi via wa tanpa bisa merapat ke TKP, rumah sakit maupun rumah korban, seolah tidak mau tahu dengan apa yang menimpa drivernya, padahal notabene driver adalah salah satu ujung tombak dari aplikasi itu sendiri.


Jujur saya pribadi berterima kasih pada pihak BPJSTK Solo maupun Klaten karna dengan sigap telah mengcover semua administrasi dengan cepat Maturnuwun Pak Danung, Mas Solihin, Bu Padma & bu Farida dari BPJSTK yang telah memperjuangkan biaya pengobatan dan operasi saya.

Dari kejadian yang saya alami, moga bisa diambil hikmahnya buat semua, edukasi komunitas terhadap anggotanya sangatlah dibutuhkan, terkadang kita sudah berhati-hati namun hal yang tidak kita inginkan datang dari orang lain" sebab hari apes tidak ada di kalender.

Dalam hal penanganan laka, jika untuk menolong korban pun setidaknya harus berhati-hati. dengan memeriksa kondisi keadaan korban lebih awal agar tidak menimbulkan hal yang membuat lebih parah, jika masih sadar dan bisa di ajak bicara, bisa terlebih dahulu ditanyakan terkait bagian tubuh mana yang sakit, untuk kemudian dilaporkan kepusat layanan terdekat agar mendapatkan penanganan yang benar dari ahlinya, semoga edukasi ini juga tidak hanya dipahami para driver namun jug masyarakat pada umumnya.

Sebatas masukan juga buat pihak Shopee Food, semestinya ada satgas yang bertugas dalam penanganan laka serupa yang terjadi pada driver, karena bagaimanapun ketika mitra Driver Shopee Food mengalami insiden laka, namun tidak ada respon cepat diberikan oleh management dalam hal ini bagian penanganan laka driver, tidak meluncur ke TKP untuk memberikan pertolongan atau sekedar masukan terkait prosedur laka, tentunya ini akan sangat mengecewakan dan melukai, sebab loyalitas kita dipertaruhkan segalanya buat kebaikan dalam pelayanan Shopee Food sebaik mungkin, namun ketika terjadi sesuatu dengan kita tidak ada balasan yang setimpal dengan perjuangan kita, dilematis memang.

Bahkan hingga berita ini diturunkan ( 9/11/2024 ) belum juga ada orang dari kantor shopee yang menjenguk maupun menengok korban, ketika wartawan coba menghubungi hanya sebatas bisa komunikasi via what's app, semoga dari kejadian ini juga bisa menjadi perhatian dari pihak management Shopee Food, karena bagaimanapun mereka adalah driver ujung tombak dilapangan, jadi bilamana terjadi Laka ya semestinya ada yang memberikan perhatian, meskipun statusnya hanya Mitra namun dalam hal ini bukankah unsur kemanusiaan dan kepedulian juga harus di kedepankan.

Menjadi penting juga bagi setiap komunitas agar bisa menghandle setiap Laka yang terjadi, khususnya bila ada anggotanya yang tidak kita inginkan namun tertimpa musibah laka, bukan saja team URC yang musti sigap, namun juga kecakapan seluruh anggota sangat berperan dalam membantu mengatasi insiden takbterduga tersebut, semua anggota semestinya paham dan tahu benar alur serta prosedur klaim laka, baik dibtimgkat kepolisian jas araharja maupun di tingkat pengurusan Asuransi yang diikuti oleh amaing masing anggota, sebab bila kita tidak tahu sama sekali, maka itu akan menjadi beban bagi korban laka, sebab biaya rumah sakit tidaklah sedikit, saya hanya berharap semua rekan sudah memiliki asuransi, baik asuransi BPJS Kesehatan maupun BPJSTK, karena itu akan sangat membantu disaat hari apes tiba, kita ga akan tahu, namun lebih baik menyediakan payung sebelum hujan, dan senantiasa berhati hati bilamn sedang mengerjakan tugas di jalanan, fokus dan konsentrasi, sebab bahaya ada dimana mana, kiranya Demikian Tulisan ini saya buat agar menjadi perhatian dan informasi bagi rekan rekan anggota Komunitas DFR ( Delanggu Free Rider ) Pada khusunya dan Ojol pada umumnya, untuk bisa memetik hikmah dari setiap kejadian.

Delanggu 09 November 2024
#catatan dari pahlawan kuliner yang dilematis.