Tampilkan postingan dengan label #laka #asuransibpjs #edukasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #laka #asuransibpjs #edukasi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 November 2024

Pentingnya Edukasi Penaganan Laka Pada Sebuah Komunitas Ojol

Pentingnya Edukasi Penaganan Laka Pada Sebuah Komunitas Ojol 
( evaluasi perjuangan para pahlawan jalanan )


Sabtu malam minggu, saya Pitut Saputra Koordinator Umum DFR ( Delanggu Free Rider, komunitas Ojol Gabungan, mengalami kecelakaan dengan sepeda motor ( 02/11/2024 ) pukul 20.00 Wib, di Jl. Stasiun Delanggu timur Gereja Katolik Santo Yohanes Rasul, atau tepatnya depan Toko Kelontong Madura, seingat saya saat itu bersenggolan dengan motor yang dikendarai oleh dua orang, saya jatuh terpelanting, namun mereka selamat dan tidak terluka, kemungkinan hanya motornya yang kena srempet rusak bagian depannya, begitupun motor saya Honda Beat AD 3639 RV

Saya adalah seorang Ojol sekaligus seorang wartawan MetroPagi News Akun Resmi saya adalah seorang Driver Shopee Food Pengantar Makanan & Ojol Maxim Area Solo Raya, meski terkadang juga memakai Akun Gojek.

Kronologi kejadian, saya On Beat pada sore hari dan mampir sebentar membeli rokok di kedai rokok timur Gereja, setelah mengisi bensin dari Pombensin Karang, rencananya saya akan melanjutkan perjalanan untuk mencari orderan pengantaran makanan, sekaligus juga mencari informasi yang bisa di dapat dan jadikan berita, karena memang ada tugas liputan di beberapa titik di sekitar di Desa Delanggu, disamping itu saya juga akan menyambangi rekan guna untuk menghadiri Takziah adik rekan saya sekolah dahulu, di Tlobong, sebab sore tadi dapat kabar dari WA Group bahwa teman saya tersebut sendirian di rumah, sementara ibunya di Jakarta, dia tinggal di Desa Tlobong Delanggu.

Kejadian kecelakaan terjadi setelah saya selesai membeli rokok di kios Madura dekat Gereja Jl Raya Stasiun Delanggu, naas karena memang baru sial ketika saya hendak menyebrang mendadak ada motor dari arah berlawanan, dan kemungkinan karena sama sama kaget, saya terpelanting oleng dan tidak bisa mengendalikan laju motor, saya terjatuh serta sempat blenk beberapa saat, mungkin karena benturan keras dengan aspal.

Seingat saya kejadian ini terjadi karena menghindari motor yang melaju kencang dari lawan arah, saya jatuh tersungkur dengan posisi bahu kanan menopang badan di aspal, sebelum kemudian ditolong dengan sembarangan oleh masyarakat, namun bagaimanapun kita tidak menyalahkan masyarakat, dan justru saya berterima kasih sudah menolong saya, saat itu, meskipun pada akhirnya makin membuat parah patah tulang yang saya alami di bahu kanan, karena ketidak tahuan dalam menangani insiden laka pertama kali.

Hal tersebut menyebabkan saya tidak bisa menggerakkan bahu kanan, kala itu saya ditolong oleh orang yang langsung membawa saya ke pinggir jalan, namun tidak memperhatikan rintih kesakitan dibahu kanan saya, setelah bisa di dudukkan dipinggir trotoar, saya tidak bisa menggerakkan tangan dan bahu saya, kemudian saya bergegas menelpon anggota DFR Marjoko, Duffa dan Uul, yang tidak berselang lama meluncur kelokasi kejadian.

Sementara dari pihak lawan seingat saya, hanya berhenti sebentar menanyakan kondisi, kemudian pergi melanjutkan perjalanan.

Peristiwa kejadian ini kemudian di tangani oleh Marjoko dan Duffa yang kemudian membawa saya ke RS Karima, Namun sesampainya disana pasca di rontgen dikabarkan bahwa tulang bahu saya ada yang patah, sementara untuk bisa di operasi harus menunggu hari senin, menunggu 2 hari.

Setelahnya dari RS Karima saya dibawa pulang dahulu, dengan diberi obat pereda rasa nyeri dan dirawat sementara dirumah daripada menunggu 2 hari, keesokan harinya, Marjoko dan Pak Gatot membawa saya ke Polresta Klaten, untuk meminta surat agar bisa dirujuk ke Rumah Sakit PKU Delanggu, 

Setelah melaporkan kejadian laka yang saya alami di Polresta Klaten, agak rumit karena motor tidak di tahan dan musuhnya juga tidak jelas, kemudian setelah dialog panjang untuk mengurus klaim asuransi Jasa Raharja saya juga di beri surat guna dirujuk ke Rs PKU Muhammadiyah Delanggu agar segera mendapatkan penanganan medis.

Penanganan yang di lakukan pihak Rs PKU Muhammadiyah Delanggu tersebut terbilang lumayan cepat karena saya baru masuk sore hari ( 3/11/2024 ) Sekitar pukul 14.00 Wib, pasca mendapat surat dari Polresta Klaten, kemudian dalam beberapa saat sudah di rontgen di IGD PKU Delanggu dan dinyatakan mengalami patah tulang bahu kanan serta harus segera dilakukan tindakan operasi sesegera mungkin.

Malamnya sudah langsung dilakukan operasi bedah tulang dan pemasangan pen, penanganan ini langsung di tangani oleh Dr.Ariyanto Bawono,Sp.OT selaku Dokter Orthopedi, dan beberapa staff nya.

Pukul 22.00 Wib operasi sudah selesai berjalan lancar, dan disarankan buat opname, menjalani perwatan di RS PKU dua hari sembari menunggu instruksi selanjutnya dari dokter bedah dan dokter spesialis tulang yang menangani.

Selasa sore ( 5/11/2024 ) saya sudah boleh pulang dan boleh menjalani perawatan di rumah, disarankan beristirahat sejenak dan pada Jumat nanti ( 12/11/2024 ) melakukan Kontrol di RS PKU Muhamadiyah guna mengecek kondisi luka dan bekas operasi, serta perkembangan pemasangan pen.

Pasca operasi lalu menyinggung masalah biaya, di ketahui jika operasi perlu dana sekitar kurang lebih 15 Juta dan perawatan 2 hari & obat 2 Juta, jadi total sekitar 17 Juta

Saya sempat lemas mengetahui jumlah nominal tersebut, namun karena beberapa bulan yang lalu saya sempat mengikuti Asuransi BPJSTK secara mandiri, maka kemudian biaya pengobatan, operasi dan perawatan tersebut, ditanggung oleh pihak BPJSTK Klaten, dari pihak saya hanya membayar sebesar Rp 11.000 Rupiah, sebelumnya memang sempat bersitegang karena saya sendiri tidak tahu menahu terkait prosedur klaim BPJSTK ( Ketenagakerjaan ) 

Tidak di pungkiri saya memang sempet panik dengan biaya yang besar tersebut, Bahkan rekan rekan Ojol Delanggu sempat membuat open donasi guna berjaga jaga Ikut mengcover pendanaan tersebut, namun pada akhirnya disaat kita hendak membayar administrasi di ruang IGD ternyata sudah ada keterangan bahwa semua biaya di cover BPJSTK Klaten, lega bercampur haru rasanya saat itu.

Sebenarnya ada asuransi dari pihak Shopee sendiri yang sudah mengarahkan penggunaannya jika ingin di gunakan korban laka, namun prosedur dan prosesnya saya sendiri tidak tahu, dariboihak management hanya bisa di konfirmasi via wa tanpa bisa merapat ke TKP, rumah sakit maupun rumah korban, seolah tidak mau tahu dengan apa yang menimpa drivernya, padahal notabene driver adalah salah satu ujung tombak dari aplikasi itu sendiri.


Jujur saya pribadi berterima kasih pada pihak BPJSTK Solo maupun Klaten karna dengan sigap telah mengcover semua administrasi dengan cepat Maturnuwun Pak Danung, Mas Solihin, Bu Padma & bu Farida dari BPJSTK yang telah memperjuangkan biaya pengobatan dan operasi saya.

Dari kejadian yang saya alami, moga bisa diambil hikmahnya buat semua, edukasi komunitas terhadap anggotanya sangatlah dibutuhkan, terkadang kita sudah berhati-hati namun hal yang tidak kita inginkan datang dari orang lain" sebab hari apes tidak ada di kalender.

Dalam hal penanganan laka, jika untuk menolong korban pun setidaknya harus berhati-hati. dengan memeriksa kondisi keadaan korban lebih awal agar tidak menimbulkan hal yang membuat lebih parah, jika masih sadar dan bisa di ajak bicara, bisa terlebih dahulu ditanyakan terkait bagian tubuh mana yang sakit, untuk kemudian dilaporkan kepusat layanan terdekat agar mendapatkan penanganan yang benar dari ahlinya, semoga edukasi ini juga tidak hanya dipahami para driver namun jug masyarakat pada umumnya.

Sebatas masukan juga buat pihak Shopee Food, semestinya ada satgas yang bertugas dalam penanganan laka serupa yang terjadi pada driver, karena bagaimanapun ketika mitra Driver Shopee Food mengalami insiden laka, namun tidak ada respon cepat diberikan oleh management dalam hal ini bagian penanganan laka driver, tidak meluncur ke TKP untuk memberikan pertolongan atau sekedar masukan terkait prosedur laka, tentunya ini akan sangat mengecewakan dan melukai, sebab loyalitas kita dipertaruhkan segalanya buat kebaikan dalam pelayanan Shopee Food sebaik mungkin, namun ketika terjadi sesuatu dengan kita tidak ada balasan yang setimpal dengan perjuangan kita, dilematis memang.

Bahkan hingga berita ini diturunkan ( 9/11/2024 ) belum juga ada orang dari kantor shopee yang menjenguk maupun menengok korban, ketika wartawan coba menghubungi hanya sebatas bisa komunikasi via what's app, semoga dari kejadian ini juga bisa menjadi perhatian dari pihak management Shopee Food, karena bagaimanapun mereka adalah driver ujung tombak dilapangan, jadi bilamana terjadi Laka ya semestinya ada yang memberikan perhatian, meskipun statusnya hanya Mitra namun dalam hal ini bukankah unsur kemanusiaan dan kepedulian juga harus di kedepankan.

Menjadi penting juga bagi setiap komunitas agar bisa menghandle setiap Laka yang terjadi, khususnya bila ada anggotanya yang tidak kita inginkan namun tertimpa musibah laka, bukan saja team URC yang musti sigap, namun juga kecakapan seluruh anggota sangat berperan dalam membantu mengatasi insiden takbterduga tersebut, semua anggota semestinya paham dan tahu benar alur serta prosedur klaim laka, baik dibtimgkat kepolisian jas araharja maupun di tingkat pengurusan Asuransi yang diikuti oleh amaing masing anggota, sebab bila kita tidak tahu sama sekali, maka itu akan menjadi beban bagi korban laka, sebab biaya rumah sakit tidaklah sedikit, saya hanya berharap semua rekan sudah memiliki asuransi, baik asuransi BPJS Kesehatan maupun BPJSTK, karena itu akan sangat membantu disaat hari apes tiba, kita ga akan tahu, namun lebih baik menyediakan payung sebelum hujan, dan senantiasa berhati hati bilamn sedang mengerjakan tugas di jalanan, fokus dan konsentrasi, sebab bahaya ada dimana mana, kiranya Demikian Tulisan ini saya buat agar menjadi perhatian dan informasi bagi rekan rekan anggota Komunitas DFR ( Delanggu Free Rider ) Pada khusunya dan Ojol pada umumnya, untuk bisa memetik hikmah dari setiap kejadian.

Delanggu 09 November 2024
#catatan dari pahlawan kuliner yang dilematis.